Tuesday 27 March 2012

Maling, Kenapa Harus Ada Maling?

Sesuai judulnya... Ya, kenapa di bumi yang indah ini harus ada profesi yang namanya em-a -> MA, el-i -> LI, 'MALING' yua? Sebenarnya profesi macam apa ini.

Di buku pintar Ngasalpedia dituliskan, Maling adalah orang yang mengambil barang milik orang lain tanpa seizin yang punya. Di dalamnya juga diperjelas secara gamang bahwa, maling itu meminjam sesuatu tanpa dikembalikan.

 Pinjem dulu ah..

Meminjam tanpa mengembalikan, disebut dengan 'MENCURI'. Terkadang, dalam kondisi yang lebih ekstrim, aktivitas ini dinamakan 'MERAMPOK'. Makanya, selain ada Maling, juga ada istilah Pencuri dan Perampok. Yaa.... bisa dibilang mereka masih saudara-an lah istilahnya. Saudara Haram..

Kenapa orang jadi maling? Jawabannya simpel, karena dia tidak percaya adanya Hari Kiamat. Orang yang beriman pasti yakin, di akhirat nanti akan ada hari di mana semua barang yang dipinjam itu akan ditagih kembali oleh pemiliknya. Nah, apa yang akan dilakukan si Maling ini apabila barang tersebut tidak bisa dipenuhi? Yaa... otomatis amal dan dosa lah yang akan jadi uang ganti ruginya. Bisa jadi amal si Maling di kasih ke korban tersebut, atau dosa si Korban di transfer ke Rekening amal si Maling, sesuai takaran masing-masing. So, hati-hati guys..

Kalo maling ini, baru ada Greget-nya..

PENGALAMAN GUE

Ini merupakan serentetan pengalaman saya... Eitss! Bukan pengalaman jadi maling yea... Tapi, pengalaman dimalingi secara tidak senonoh (saya mana berani jadi Maling, cuy). Trus, apa dong yang diambil atau dicurinya dari saya yang lemah ini??......

Oke, akan saya ceritakan..... Pertama itu, yang diambil itu ialah Sendal saya... 0_0

Beberapa hari setelah liburan Hari Raya Idul Fitri (ini zaman saya SMA, sekitar tahun 2007), saya punya sendal baru, berwarna coklat, empuk, dan ada gambar bola-bola nya (bola sepak dong, apa lagi?). Suatu ketika, saya pakailah sendal gaul itu untuk pergi ke mesjid, karena hari itu Hari Jum'at.

Saat mau parkir sendal, kulihat di tangga-tangga itu banyak sekali berjejeran alas-alas kaki (sebenernya berserakan yaa). Kiriiii.... kanaaan... kulihat saja..... banyaaak pohon cendalnya (lah, ini kok malah nyanyi?).

Begitu selesai sholat dan berasa mau pulang, tanpa pikir-pikir jorok saya langsung menuruni anak tangga. Namun betapa bengongnya saya, karena tidak menjumpai sendal baru saya itu. Saya panggil-panggil namanya (sebelumnya sudah saya namai 'Milo'.. karena mirip susu Milo), tapi dia tidak menyahut. Saya lalu cek di bawah kolong tangga, dibalik bunga, dedaunan, mana tahu dia lagi petak umpet....tapi tidak ketemu juga.

Frustasi, saya lalu periksa tumpukan sendal orang lain. Mana tahu dia ada di bawahnya, dibully sama sendal-sendal tua butut yang sudah lama mangkal di sana. Tapi yang ada, saya malah mirip maling sendal. Tersadar akan hal itu, saya pun terduduk di atas tanah. Meratapi sendal baru yang sudah dibawa lari orang lain. Padahal baru beberapa malam, saya dan sendal itu berbagi cerita, bercanda, dan sebagainya.

Sambil termenung, terbayang kembali masa-masa indah selama bersama sendal itu. Bagaimana aku berjalan di atasnya, memandikannya saat terkena lumpur, dan membandingkannya dengan sendal butut teman yang sudah jelas bagai langit dan bumi.

Namun apa daya, dia sudah tidak ada di sini lagi. Dia sudah pergi, meninggalkan kenangan dan kekesalan karena harus pulang dengan kaki naked. Si Maling itu tidak lupa kusumpah-sumpahi. Gimana bunyinya? Saya mungkin sudah lupa.

Yang jelas, dari pengalaman ini saya mendapatkan pelajaran berharga, yaitu supaya:
  1. Menitipkan sendal ke tempat penitipannya (kalo ada).
  2. Menggunakan sendal yang jelek saat ke mesjid (ini udah biasa).
  3. Memisahkan kedua sendal saat diparkir. Kalo bisa, sendal kanan ditaruh di ufuk barat, dan sendal sebelah kiri di ufuk timur (saking lebaynya).
  4. Membalik posisinya, jadi yang kelihatan adalah tapak sendal yang kotor (biar bikin ilfeel).
  5. Saran jenius -> Bersihkan sendal dengan air, lalu masukkan sendal dalam plastik yang bersih (yang tidak transparan) dan bawa ke tempat sholat.
  6. Super jenius (perhatikan gambar berikut)

Imagine that..


SEKIAN