Saturday 22 September 2012

Balada Seputar KKN - bagian 3

Pada pertemuan sebelumnya, saya dan rombongan telah melakukan survey awal ke daerah tempat KKN nanti. Namun sayang, begitu tiba di sana, kami tidak menjumpai para pengurus kenagarian karena datang kesorean. Jadinya, kami tidak bisa berlama-lama di sana untuk meninjau. Padahal, banyak lho informasi penting yang belum kami dapat mengenai tempat tersebut. Meski demikian, kami setidaknya telah meminta izin kepada penduduk setempat, agar sekiranya menyediakan kami tempat menginap di desa mereka tersebut..

Yes... It's called KKN

Okeh, sekarang tiba saatnya untuk mempersiapkan diri. Karena, hari KKN akan segera dimulai. Petualangan di desa yang untuk datang ke sana mesti melewati areal perbukitan dan cukup terisolir, siap menanti. Untuk itu, saya sudah membeli kolor baru, karena kolor yang lama sudah sobek dimana-mana..

Nah, sekarang koper pun sudah penuh di isi. Tidak lupa saya menyelipkan sebuah bantal dan selimut handuk. Hm.. itu semua untuk berjaga-jaga, karena saya punya feeling buruk saat berada di tempat KKN nanti..

Dan, pagi hari pun tiba. Semua keperluan yang akan dibawa sudah beres, hingga saya seperti menyadari sesuatu saat 'akan mandi'. Yaah!.. Dengan sedikit gusar, akhirnya koper itu terpaksa dibongkar lagi, sekedar untuk mengambil handuk, sabun, kolor, dan teman-temannya. Pelajaran penting nih, mandilah terlebih dahulu sebelum mem-packing semuanya di koper..

Bus akan berangkat kira-kira pukul 8.00 WIB, dan saya sudah berada depan 'Sendik BRI'. Tetapi, yang namanya budaya ngaret itu yaa dimana saja pasti ada. Janji pukul 8.00 WIB eh, baru kumpulnya pas pukul 9.00 WIB. Udah teman-teman datangnya telat, bus yang disewa pun telat. Akhirnya teman-teman pada mengumpat, dan si dosen pembimbing pun juga ikutan bercarut. Biar keliatan macho (padahal aslinya tampang kutu buku) dia hisaplah rokok sebatang sambil terus menyebut ‘nama hewan/alat kelamin' (saya pun lupa yang mana disebutnya), shyit!..

Sial betul hari itu, mana turun hujan pula, benar-benar awal yang buruk untuk memulai KKN. Tapi yang jelas, gara-gara hujan perut pun kembali lapar, dan diulanglah sarapan pagi di warung tempat berteduh itu, sambil menunggu bus datang..
  
 "Waktu hujan, turuun... Di sudut gelap mataku...
Begitu derasnyaa... Kan kucoba bertahaan.."
- Sheila On 7 -

Yah, setelah menunggu beberapa saat, sekonyong-konyong sebuah benda melesat dengan kecepatan yang luar biasa. Kemudian benda yang menyerupai bus itu berputar-putar, dan akhirnya berhenti di depan Sendik BRI. Tidak tinggal diam, saya dan teman-teman langsung kerahkan tenaga dalam ke bagian kaki, dan dengan satu hentakan tubuh kami pun melayang dan berjumpalitan di udara (lho, lho... ini acara silat atau apa?!).

Ehem.. sebenarnya itu bus lain yang baru ditelepon, sedangkan bus yang awalnya akan disewa di-reject, karena ga bisa menunjukkan keseriusannya (kalo bus nya rusak bilaang dong, jangan suruh kami nunggu terlalu lama)..

Sebelum ke desa yang dituju, kami harus datang dulu ke pusat kota. Eits!.. Bukan buat numpang lewat, tetapi ada pertemuan dengan Bupati setempat di Convention Hall. Inti dari pertemuan itu adalah serangkaian acara penyambutan sekaligus pelepasan mahasiswa UNAND menuju tempat KKN nya masing-masing. Dan hebatnya, kami datang begitu acaranya sudah mau ditutup (salut deh). Yah, dari pada ga sama sekali, setelah ikut berdo’a dan acaranya ditutup, kami langsung saja mencomot nasi bungkus yang memang disediakan panitia di sana, hehe..

Benar-benar buruk, dan buruk sekali. Mahasiswa lainnya ketemu sama Bapak Wali Nagarinya, eh Bapak Wali Nagari tempat KKN kami ternyata sudah pulang, karena terlalu lama menunggu kami. Di perjalanan pun bus kembali diguyur hujan deras. Alhasil, begitu sampai di tempat yang dituju, hari sudah gelap, sholat Maghrib terlewat, koper pas dibuka isinya basah semua, mau pipis WC nya ga ada pula. SIIAALL !!....

No comments:

Post a Comment